Israel dan Ketakutan Mereka

Ikmal Trianto
4 min readNov 7, 2023

--

Source: Freepik

Kita mungkin akan selalu bertanya mengapa Israel secara terus-menerus menyerang Palestina tidak henti-hentinya. Apa tujuan penjajahan Israel terhadap Palestina? Menyebar terror, melakukan invasi, genosida tanpa pandang usia ataupun gender. Mereka yang merupakan orang Palestina adalah bagian yang perlu dihukum mati oleh kelompok bangsa Israel ini, bahkan terang-terangan mereka bangga dengan apa yang telah mereka lakukan.

Konflik ini seringkali dikaitkan dengan isu agama dan politik. Terlepas dari kepentingan apapun yang menjadi dasar penjajahan. Isu kemanusiaan jauh lebih penting dari semua itu. Penyerangan kelompok Israel ataupun anggapan orang Israel bahwa Hamas adalah teroris yang menyerang mereka dengan jutaan korban masyarakat yang tidak tahu-menahu urusan ini adalah pelanggaran hak asasi manusia. Sederhananya, segala bentuk kekerasan merupakan sisi tidak manusiawi. Namun kali ini saya tidak akan berbicara tentang hak asasi, mereka yang menyuarakan hak asasi adalah mereka yang melakukan kekerasan, penjajahan dan politik kotor untuk kepentingan mereka sendiri.

Bangsa Israel adalah sekelompok orang yang bisa dikatakan terbuang, mereka adalah orang-orang Yahudi yang terusir dari tanah Eropa karena kekejaman Hitler yang dicap sebagai pelaku kejahatan pembantaian dalam sejarah manusia. Lalu apa kabar dengan Netanyahu? Bukankah dia juga pelaku pembunuhan masal terbesar selain daripada Hitler? Kembali kepada sejarah, bangsa Israel dijanjikan tanah yang disebut Eretz Israeloleh kolonial Inggris di tengah dataran negara-negara Arab yang merupakan mayoritas pemeluk agama Islam. Deklarasi Balfour pada tahun 1917 adalah pernyataan dukungan Inggris untuk mendirikan “rumah nasional bagi rakyat Yahudi” di Palestina. Kaum Yahudi ini berasal dari cikal bakal kelompok Bani Israil yang disebutkan dalam Al-Quran. Mereka adalah kaum Nabi Musa yang memiliki perangai yang keras. Di dalam Al-Quran sendiri disebutkan ada sekitar 76 karakter Yahudi ini, yaitu ingkar, dzhalim, munafiq, menentang para Nabi Allah, suka bertengkar, cinta dunia, ingkar janji, syirik, tidak menyukai Agama lain, terlaknat, fanatisme, mencampurkan yang hak dan bathil, tertutup hatinya. Sifat-sifat tersebut mengarah pada sisi buruk dari perilaku manusia. Meskipun begitu, saya sangat mengakui bahwa orang-orang Yahudi adalah salah satu ras manusia paling pintar di bumi ini.

Yang menarik perhatian saya adalah selain dari sifat-sifat di atas tadi, orang Yahudi ini memiliki sifat penakut. Saya sangat ingat beberapa tahun ke belakang alasan orang-orang Zionis Yahudi menghancur leburkan bumi Palestina agar mereka tidak memiliki generasi penerus yang dapat memberikan ancaman kepada kelompok mereka. Mereka meyakini bahwa kekuatan terbesar umat Islam adalah Al-Quran, sehingga generasi-generasi muda di Palestina mereka habisi tanpa ampun, karena mereka menyadari ketakutan itu. Bentuk ketakutan sederhana yang mereka lakukan adalah dengan menanam banyak pohon gharqad di seluruh wilayah Israel. Kenapa mereka melakukan itu? Pohon gharqad dipercayai sebagai pohon orang Yahudi yang dapat melindungi mereka di akhir zaman dari kejaran orang muslim. Bukankah seharusnya dalam kepercayaan mereka dengan Yahwe sebagai Tuhannya tidak perlu mengkhawatirkan kepercayaan agama lain? Namun justru mereka ini mengokohkan kekuatan mereka untuk menyambut sang ‘Messiah’ atau juru selamat bagi kelompok mereka.

Dengan kekuatan politik, kekuasaan kelompok zionis yahudi ini membangun dunia yang mereka hendaki. Zionis adalah gerakan politik yang muncul pada akhir abad ke-19 dan bertujuan untuk mendukung pendirian dan pemeliharaan negara Yahudi di tanah Israel, yang dianggap sebagai tanah asal Yahudi berdasarkan klaim sejarah dan agama. Mereka bermaksud memulangkan kaum Yahudi yang tersebar di dunia ke tanah Israel dengan membangun negara tersebut berikut pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi. Sehingga mereka memperkuat keamanan dan pertahanan sebagai bentuk penjaminan perlindungan kepada kaum Yahudi.

Namun dibalik imperialisme bangsa Israel, mereka nyatanya khawatir dengan rakyat Palestina, mereka khawatir terhadap kelompok organisasi pembebasan Palestina, mereka khawatir terhadap umat muslim dan mereka khawatir terhadap kecaman penduduk dunia. Bagaimana mungkin bisa mereka tetap khawatir? Jika Israel tidak takut mereka tidak akan mendirikan tembok pemisah dengan kontrol ketat di perbatasan wilayah tepi barat Palestina. Mereka tidak akan bergeming tentang isu nuklir dari Iran yang bepotensi menjadi ancaman pada wilayah regional. Mereka tidak akan khawatir dari tekanan internasional yang dapat mengancam kedaulatan negera mereka sebagai negara Yahudi. Israel memanfaatkan situasi psikologis masyarakat dengan propaganda yang mereka lakukan.

Sebuah analogi sederhana yang dapat menjadi perbandingan terhadap ketakutan Israel, saya contohkan pada Singapura. Kenapa Singapura begitu maju dibandingkan negara kawasan Asia Tenggara lainnya? Etnis Singapura didominasi oleh komunitas Tionghoa, mereka adalah kaum minoritas yang terhimpit oleh etnis melayu. Sehingga mereka melakukan inovasi dalam berbagai hal yang menjadikan mereka unggul dibandingkan negara lain. Cara yang sama dilakukan oleh Israel, mereka adalah kelompok minoritas yang berada diantara negara-negara Islam. Bukankah jika kita tidak melakukan hal positif pembangunan negara seperti halnya Singapura, kita mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan nonpositif dengan penjajahan? Itulah Israel, mereka hanyalah sekelompok orang yang takut jika mereka terusir dari yang mereka anggap rumah.

Israel bertindak semena-mena karena dukungan Amerika yang memberikan bantuan ekonomi maupun militer. Mereka memiliki benteng atas kekuasaan dunia. Media, ekonomi, politik adalah bagian dari permainan mereka untuk membentuk ‘tatanan dunia baru’ yang diprakarsai oleh sekelompok orang yang disebut Zionis. Walaupun begitu, dengan segala bentuk kesempurnaan mereka. Tekanan kekhawatiran mereka melebihi apapun. Bentuk serangan, teror yang mereka lakukan adalah representasi dari ketakutan mereka dibalik kekuatan yang ada sebenarnya.

--

--

No responses yet