Point of view manusia overthinking
Overthinking merupakan bentuk kencenderungan untuk memikirkan sesuatu secara berlebihan. Orang yang overthinking memandang suatu hal dengan cara yang kompleks dan mereka akan jauh membawa persoalan ke dalam sebuah kerangka berpikir dengan penjabaran yang rumit serta menemukan celah terhadap banyak faktor yang belum tentu akan terjadi. Kondisi overthinking bukanlah kondisi kesehatan mental atau mental illness, melainkan gejala dari masalah kesehatan mental. Overthinking merupakan sebuah kebiasaan yang timbul akibat depresi dan stress. Hal lain yang dapat memicu overthinking adalah rasa percaya diri yang rendah.
Overthinking dapat berupa ruminasi serta khawatir. Ruminasi mengarah pada hal yang dipikirkan di masa lalu, sedangkan khawatir adalah kemungkinan yang akan terjadi dengan asumsi negatif. Overthinking ini akan selalu terulang, jika kita tidak segera mengubah kebiasaan ini. Meskipun gambaran kejadian yang kita bayangkan selama ‘overthinking’ itu tidak serumit yang dipikirkan, nyatanya bentuk kecemasan akan selalu mengganggu. Gangguan kecemasan bisa terjadi karena keturunan yang membentuk suatu perilaku dan atau kepribadian. Hal itu akan berkesinambungan terhadap cara pandang pada banyak faktor seperti halnya ketidakmampuan menoleransi ketidakpastian atau sesuatu yang berada diluar kendali kita.
Dilansir dari Forbes, terdapat 10 tanda kategori mengalami overthinking: (1) tidak bisa berhenti khawatir; (2) sering khawatir terhadap hal-hal yang tidak dapat dikendalikan; (3) selalu mengingat kesalahan yang sudah lewat; (4) sering mengingat kembali momen memalukan berulang kali; (5) erlalu banyak berandai-andai- pada kejadian yang tidak pernah terjadi; (6) mengalami kesulitan tidur; (7) tidak mampu berhenti memikirkan perkataan orang lain; (8) menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan makna tersembunyi dibalik perkataan orang atau peristiwa yang terjadi; (9) tidak menyukai orang lain yang mengatakan sesuatu atau bertindak dengan cara yang tidak biasa, serta; (10) menghabiskan waktu memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan.
Untuk mengurangi kebiasaan overthinking ini, kita perlu mengubah kebiasaan diri. Kecemasan berlebih yang memengaruhi kegiatan kita perlu dikonsultasikan dengan ahli seperti psikolog atau psikiater. Selain berkonsultasi dengan ahlinya, kegiatan meditasi seperti membaca atau menulis juga dapat membantu mengurangi kecemasan ataupun melakukan kegiatan pengalihan lain yang disukai. Terlebih lagi, adanya dukungan sosial dari orang terdekat akan sangat membantu. Makanan dan minuman yang kita konsumsi juga berpengaruh terhadap adanya risiko kecemasan. Kafein dan alkohol dapat meningkatkan gejala kecemasan. Di samping itu mengurangi intensitas penggunaan media sosial atau gadget akan membantu mengurangi bentuk kecemasan berlebih.
Orang overthinking memiliki kecenderungan untuk terlalu banyak memikirkan suatu situasi, peristiwa, atau masalah hingga menciptakan kekhawatiran yang berlebihan. Poin pandang individu yang mengalami overthinking bisa sangat bervariasi, tetapi ada beberapa aspek umum yang mungkin mereka alami seperti ketakutan berlebihan. Orang yang overthinking biasanya sering merasa takut akan kemungkinan terburuk dalam suatu situasi. Mereka sering kali memperbesar risiko dan memikirkan skenario terburuk, bahkan jika kemungkinan terjadinya sangat kecil. Namun, karena frekuensi pemikiran mereka ini berlebihan atau over, sehingga kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbayangkan ada dalam pemikiran mereka secara mendetail dan komprehensif.
Selain itu, daya analisa yang dimiliki para overthinker ini pun berlebihan. Individu overthinker cenderung menganalisis setiap detail dari suatu masalah secara mendalam. Mereka akan mungkin sulit merelakan hal-hal yang seharusnya bersifat sederhana dan menghabiskan banyak waktu dan energi untuk memahami setiap aspek dengan segala kemungkinannya. Hal tersebut akan memengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan, karena mereka terjebak dalam melihat pro dan kontra secara berlebihan. Mereka khawatir bahwa keputusan yang mereka ambil mungkin salah atau memiliki konsekuensi yang buruk. Kecenderungan cara berpikir mereka yang kompleks hingga bahkan kemungkinan yang tidak dapat dipikirkan secara akal sehat pun adalah bagian dari rangkaian kompleksitas berpikir mereka. Mereka akan sangat ragu bertindak secara cepat, karena sebab-akibat yang akan didapati setelahnya. Ketika mereka dihadapkan pada situasi A dan B, tentunya mereka akan menjabarkan terlebih dahulu kemungkinan yang terjadi pada kedua situasi yang dihadapkannya ini.
Kemungkinan terburuknya adalah seorang overthinker bisa saja menilai diri mereka sendiri secara negatif. Mereka dapat merasa tidak cukup atau khawatir bahwa orang lain akan menghakimi mereka. Mereka akan merasa tersudutkan dan merasa bersalah jika situasi yang atau bahkan keputusan yang mereka ambil ini kurang tepat, mereka bisa saja menjudge diri mereka secara berlebihan dan bahkan memiliki semacam ketakutan akan dunia luar lagi nantinya.
Overthinker sering kali sulit untuk merelaksasi pikiran mereka. Bahkan ketika mereka seharusnya beristirahat, pikiran mereka terus-menerus berputar, menghambat kemampuan mereka untuk benar-benar bersantai dan merasakan kedamaian. Kadangkala, jika seorang overthinker ini berperan sebagai leader, pikiran mereka tidak akan pernah berhenti berpikir. Di satu sisi mungkin bisa jadi baik, karena mereka ini pekerja keras, namun kondisi overthinking ini erat berhubungan dengan tingkat stress dan kecemasan yang tinggi. Kecemasan konstan dapat memiliki dampak negatif pada kondisi mental dan fisik seseorang dalam jangka panjang.
Kaum overthinker biasanya akan sulit untuk menerima ketidakpastian. Mereka ingin memiliki kontrol penuh atas segala sesuatu dan merasa tidak nyaman ketika tidak dapat merencanakan setiap detail. Mereka akan berusaha melakukan segala cara saat hal-hal yang berada di luar kontrol itu, bisa mereka kuasai nantinya. Pola overthinking ini sebetulnya memiliki gejala yang sama, untuk itu overthinking merupakan bentuk pola piker yang dapat diatasi. Aspek kognitif dalam manajemen perilaku manajemen stress dapat membantu individu untuk mengubah pola pikir yang bisa saja merugikan.
Apa sih yang biasanya bikin kamu overthinking?